- Kategori: Berita
- Dibuat pada Kamis, 07 Agustus 2014 12:55
- Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41
- Ditulis oleh Administrator
- Dilihat: 2886
Liputan6.com, Jakarta - Mulai 1 September 2014, pengusaha batu bara yang ingin mengekspor harus menjadi eksportir terdaftar. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 39 Tahun 2014 yang mengatur tentang eksportir terdaftar batu bara.
Staf Ahli Bidang Manajemen Kementerian Perdagangan Junaidi mengatakan, Peraturan Menteri tersebut baru ditandatangani pada 14 Juli 2014.
Menurut dia, hal ini baru pertama kali dilakukan Kementerian Perdagangan, karena sebelumnya baru komoditas timah yang diatur eksportir terdaftarnya.
"Khusus batu bara eksportir terdaftarnya ini pertama, untuk timah sudah lama, tapi ini pertamakali Kementerian Perdagangan mengatur eksportir terdaftar, baik produsen dan non produsen," kata Junaidi, saat menggelar sosialisasi di Hotel Arya Duta, Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Junaidi berharap, dengan adanya peraturan yang ditandatangani Menteri Perdagangan M Lutfi tersebut meningkatkan ekspor tetapi terdeteksi.
"Mudah-mudahan dengan ini ekspor meningkat tapi terdeteksi," ungkapnya.
Juanidi menambahkan, dengan Peraturan yang mulai berlaku 1 September 2014 tersebut membuat proses ekspor batu bara lancar dan tertib.
Semua proses ekspor nantinya menggunakan unit pelayanan perdagangan, terhubung perizinan satu pintu ( national singel window).
"Apa yang sudah diekspor tolong dilaporkan, cukup elektronik. Juga surveyor kerja profesional, karena sudah ditetapakan ditunjuk kemendag, ini amanah tolong laksanakan dengan sebaiknya," tutur dia.
Namun menurut Junaidi, para pengusaha tidak boleh terlena dengan memproduksi batu bara secara besar-besaran, karena komoditas tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan.
"Kita kedua setelah Australia (produksi batubara), kita bangga tapi jangan terlena. Kita lihat migas, kita senang sekali menjadi anggota OPEC (organinasi pedagang minyak dunia), tetapi harus disadari batu bara tidak terbarukan kita atur bersama, ini karunia Tuhan tidak semua negara memiliki seperti yang dimiliki Indonesia," pungkasnya.(Pew/Nrm)
Narasumber : liputan6.com