Tractor-Truck.Com

“Mengapa harus sulit, buang waktu dan biaya serta tenaga untuk mencari Spare Part Alat Berat dan Truk ?”
“Tractor-Truck.Com solusi tepat, cepat, hemat, praktis dan terpercaya mendapatkan Spare Part Alat Berat dan Truk”

 


Kami Tractor-Truck.Com mengucapkan terima kasih atas kunjungannya serta kepercayaan yang telah diberikan oleh Pelanggan yang sudah memanfaatkan fasilitas dan mendapatkan pelayanan dari team marketing kami atas kebutuhan Spare Part, Component & Unit yang berkaitan dengan Alat Berat, Genset & Truk. Bagi para Pengunjung dan Pelanggan Baru juga dapat memanfaatkannya fasilitas ini secara langsung dengan mengirimkan email (klik di sini) marketing@tractor-truck.com atau telpon & sms ke 081288639888 serta facsimile ke 021-85904666.

___________________________ Sudah terbukti serta dapat dipercaya dan diandalkan ___________________________
DAFTAR UNIT YANG DIJUAL



JAKARTA. Anak usaha Grup Astra yang bergerak di bisnis alat berat dan pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR) siap menggeluti bisnis konstruksi. Hal ini ditandai  rencana akuisisi mayoritas saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

UNTR bakal membeli 250,5 juta saham ACST milik PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus Indonesia. Jumlah itu setara 50,1% dari total saham ACST. Acset adalah perusahaan yang menggarap konstruksi sejumlah proyek besar di Jakarta, seperti Pacific Place, Gandaria City, Kota Kasablanka dan Taman Anggrek Residance.

Jika terwujud, akuisisi tersebut akan mendongkrak kinerja UNTR dalam jangka panjang. "Di jangka pendek, saya kurang yakin akan mendatangkan untung," ujar Inav Haria Chandra, analis Sucorinvest Central Gani, kepada KONTAN, Senin (20/10).

Di jangka panjang, bisnis konstruksi bisa menutupi pendapatan UNTR dari sektor pertambangan yang tengah lesu. "Perlahan bisa menutupi ketergantungan dari bisnis pertambangan," tutur Inav.

Akuisisi ACST juga bisa memperkuat bisnis alat berat UNTR. Sebab, dalam menggarap proyek konstruksi, ACST bisa saja menggunakan alat berat milik UNTR.

Analis Reliance Securities, Robertus Yanuar Hardy menilai, ACST maupun UNTR akan diuntungkan dalam jangka panjang. Bisnis ACST tentu semakin solid, lantaran ditopang kelompok usaha papan atas, yakni Grup Astra. Hal itu bisa  memudahkan ACST mendapatkan proyek baru. Bahkan, tak menutup kemungkinan proyek konstruksi Grup Astra akan diserahkan ke ACST.

Robertus bahkan menduga, kelak bisnis konstruksi bisa melampaui pendapatan dari sektor pertambangan UNTR. Saat ini, UNTR memiliki tiga lini bisnis yaitu alat berat, batubara dan pertambangan. Dengan mengendalikan ACST, konstruksi menjadi lini bisnis keempat UNTR.

Efek negatif
Berbeda dengan Robertus dan Inav, analis Mandiri Sekuritas Hariyanto Wijaya dalam risetnya pada 16 Oktober 2014 menyatakan, aksi diversifikasi bisnis UNTR akan berdampak negatif bagi kinerja perusahaan. Argumen dia, hal itu menyimpang dari bisnis utama, yaitu pertambangan.

Bahkan Hariyanto memaparkan, akuisisi UNTR atas 50,1% saham ACST tak akan berefek besar bagi kinerja perusahaan. Menurut dia, ACST akan menambah laba bersih Rp 72 miliar. Angka tersebut hanya setara 1% dari proyeksi laba bersih UNTR pada tahun depan yang mencapai Rp 5,2 triliun.

Lantaran transaksi ini diperkirakan rampung pada akhir tahun ini, para analis menilai efek aksi tersebut bakal dirasakan UNTR maupun ACST pada tahun depan.

Di tahun ini, para analis menilai kinerja UNTR tak secemerlang seperti tahun sebelumnya. Robertus bilang, tahun ini merupakan tahun penuh tantangan bagi UNTR. Hal ini dipicu lesunya sektor pertambangan batubara.

Robertus merekomendasikan buy UNTR dengan target Rp 22.000 per saham. Inav merekomendasikan buy dengan target Rp 29.000 per saham. Sedangkan Haryanto merekomendasikan sell, dengan target Rp 13.950 per saham. Harga saham UNTR kemarin naik 1,16% menjadi Rp 17.450 per saham.

Editor: Sanny Cicilia


Narasumber : kontan.co.id

 

Anda disini: Home Semua Berita Menimbang bisnis UNTR yang tak melulu traktor