- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 3205
Jakarta -La Nina, anomali iklim yang menyebabkan curah hujan ekstrim di Indonesia, diperkirakan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) bakal menyerang Indonesia pada Juli 2016 hingga Januari 2017.
Cuaca tidak normal berupa hujan lebat di atas rata-rata selama 7 bulan itu diprediksi bisa berdampak pada produksi batu bara Indonesia. Sebab, kedalaman sungai akan terpengaruh sehingga menghambat kapal tongkang untuk pengangkutan batu bara.
Selain itu, umumnya pertambangan batu bara berada di daerah-daerah yang curam. Daerah-daerah pertambangan rawan terkena longsor bila curah hujan sangat tinggi.
Tetapi, Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Bambang Gatot Aryono, optimistis produksi batu bara tak akan terganggu La Nina. Menurutnya, fenomena La Nina hanya berpengaruh dalam jangka sangat pendek. Dirinya juga tidak mendengar adanya kekhawatiran dari para pengusaha batu bara soal ancaman La Nina.
"Tidak, itu kan temporer saja, kalau sesudah itu aman, jalan lagi. Tidak ada yang mengeluh soal itu. Yang ada keluhan harga terlalu rendah, itu saja," ucap Bambang saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (6/6/2016).
Dia menambahkan, produksi batu bara Indonesia memang kemungkinan akan turun di 2016 ini. Tetapi penyebabnya bukan La Nina, melainkan anjloknya harga batu bara hingga ke level US$ 50/ton.
"Kalaupun ada penurunan produksi itu karena harga yang terlalu rendah. Kalau (gangguan) karena cuaca belum ada, aman-aman saja, masih kondusif," paparnya.
Saat ini Kementerian ESDM belum melakukan antisipasi apa pun untuk mencegah ancaman gangguan La Nina. Masalah utama yang mendapat perhatian khusus ialah soal rendahnya harga batu bara.
"Tidak (ada persiapan), perhatian saya ke harga batu bara, yang (masalah) lainnya biasa-biasa saja," tutupnya.
By. Michael Agustinus
Narasumber : detik.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 3049
PALEMBANG. Kawasan Industri baru Palembang yang direncanakan di Kecamatan Gandus akan dilengkapi jalan lingkar agar kegiatan transportasi tidak lagi melewati pusat kota.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Palembang M Safri Nungcik, mengatakan jalan lingkar tersebut akan menghubungkan Gandus dengan akses ke jalan nasional menuju luar kota dan pelabuhan.
"Bukan hanya jalan lingkar, pemkot juga merencanakan pembangunan Musi V untuk memperlancar akses masuk dan keluar di kawasan itu," kata dia, Jumat (3/6).
Ia mengemukakan sejauh ini pemkot telah memetakan wilayah Kota Palembang menjadi dua yakni kawasan pemukiman, industri, dan pemerintahan.
Kawasan Gandus dipetakan sebagai Kawasan Industri, sementara Talang Kelapa, Alang-alang Lebar dan Kenten sebagai pemukiman.
Pemkot telah memproyeksikan 100 hektare sedangkan 200 hektare untuk pemukiman untuk Kawasan Industri Gandus.
"Dalam waktu dekat akan dilakukan sosialisasi ke masyarakat terkait penyediaan lahan," kata dia.
Menurut Safri, Kawasan Industri mandiri ini akan memiliki pembangkit listrik, jaringan pembuangan air limbah dan sampah sendiri.
Pemkot berharap dengan memiliki Kawasan Industri ini maka hilirisasi beragam hasil bumi Sumatera Selatan dapat terealisasi karena akan muncul industri pengolahan dan perakitan.
"Saat ini pemkot sedang membangun instalasi pengolahan air (ipa). Dengan fasilitas yang lengkap ini, harapannya investor jadi tertarik," kata dia.
By.Sanny Cicilia
Narasumber : Kontan.co.id
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 3059
Jakarta. Kementrian Perhubungan (Kemhub) meresmikan enam Pelabuhan di Pulau Sumatera. Mereka adalah Pelabuhan Calang dan Pelabuhan Singkil di Provinsi Aceh, Pelabuhan Sirombu dan Pelabuhan Tanjung Tiram di Provinsi Sumatera Utara, Pelabuhan Tua Pejat di Provinsi Sumatera Barat sertaPelabuhan Sadai di Provinsi Bangka Belitung.
Nah, investasi dari pembangunan dan pengembangan Pelabuhan-pelabuhan ini adalah Rp 264,4 miliar. keseluruhan dari dana tersebut diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
“Pembangunan Pelabuhan di Pulau Sumatera ini juga untuk melayani pelayaran kapal perintis,†kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Antonius Tonny Budiono dalam siaran pers Kamis (2/6)
Ia bilang bahwa jaringan trayek kapal perintis meliputi trayek R-1, R-2 dan R-3 dengan kapal-kapalnya antara lain KM. Sabuk Nusantara 35, KM. Sabuk Nusantara 37, dan Kapal Coaster sebesar 1200 DWT.
Dari April hingga Juni 2016 sudah ada 91 infrastruktur Pelabuhan di seluruh Indonesia yang telah diresmikan. Harapannya, seluruh masyarakat akan mendapatkan aksesibilitas transportasi yang lebih mudah untuk melakukan aktifitas dan mobilisasi
By. Adi Wikanto
Narasumber : Kontan.co.id
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 3386
Lhokseumawe -Pemerintah sedang membangun Tol Trans Sumatera yang membentang sepanjang 2.818 km dari ujung barat ke timur Sumatera. Saat ini pembangunan sudah berjalan di beberapa titik.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang berkunjung ke Lhokseumawe, Aceh, dalam rangka meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun, meminta pemda setempat mendukung proyek Tol Trans Sumatera.
"Mengenai infrastruktur, saya minta kepada pemda, agar pembangunan Tol Trans Sumatera, yang dari Lampung sudah dimulai, yang kita mau, dari Aceh ini juga dimulai," kata Jokowi, Kamis (2/6/2016).
"Saya katakan tahun ini harus dibangun, tapi dengan catatan, pembebasan lahan harus diselesaikan Pemda. Yang bayar di pemerintah pusat. Tapi penyelesaian ada di Pemda. Karena kalau tidak ya percuma. Duitnya ada, tapi pelaksanaan nggak ada," tambah Jokowi.
Jokowi memberi contoh, selama 70 tahun Indonesia merdeka tapi hanya 810 km saja jalan tol yang bisa terbangun.
"Yang saya minta dalam 5 tahun 1.000 km," kata Jokowi disambut tepuk tangan para hadirin di acara peresmian PLTMG.
Dana Aditiasari - detikfinance
Narasumber : Detik.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 3752
Berkapasitas 184 Mega Watt (MW) menjadikan PLTMG ini sebagai yang terbesar di Indonesia.
"Untuk pembangkit listrik dengan teknologi Mesin Gas, ini adalah yang terbesar di Indonesia. Yang lain, ada di Bangkanai, Kalimantan, bentuknya PLTMG juga hanya 150 MW. Tapi belum beroperasi. Jadi sejauh ini di Indonesia, PLTMG ini yang terbesar di Indonesia," ujar Manager Proyek Adi Widyo Nugroho di lokasi proyek, Arun, Lhokseumawe, Aceh (2/6/2016).
![]() |
Memakan waktu pembangunan kurang lebih 18 bulan, mesin PLTMG sebagai komponen utamanya didatangkan dari Finlandia.
"Untuk mesin, penyedia kami dari Wartsila OY dari Finlandia. Mesin produksi Wartsila termasuk yang unggul karena punya efisiensi yang tergolong tinggi. Kita juga sebelumnya pernah kerja sama dengan Wartsila untuk pembangunan Pembangkit Diesel di Timor Leste. Sehingga kami sudah tahu kualitasnya," sambung dia.
![]() |
Pembangunan PLTMG sendiri dimulai sejak 31 Juni 2014 dan telah selesai pada 22 Desember 2015 atau 9 hari lebih awal dibandingkan target kontrak yang ditetapkan rampung 31 Desember 2015.
Adi mengatakan, sejak rampung pada 22 Desember 2015, PLTMG ini sudah beroperasi penuh dengan menghasilkan listrik 184 MW yang langsung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang tersambung dengan jaringan listrik milik PLN.
![]() |
Adapun proyek ini memiliki nilai kontrak pembangunan mencapai 81 juta euro ditambah Rp 321 miliar.
"Kalau dengan kurs tahun 2013, total nilai proyek sekitar Rp 1,3 triliun. Kalau dengan kurs sekarang Rp 15.500/euro, berarti sekitar Rp 1,5-1,6 triliun," pungkas dia.(dna/drk)