- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2294
JAKARTA. Hujan berkah bagi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Harga minyak mentah yang terjun signifikan membuat anggaran pemerintah dalam pos subsidi BBM susut.
Nilai susutnya pun tidak sedikit. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan penyusutannya mencapai Rp 17 triliun di bawah pagu. "Kemarin hitungan terakhir begitu," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/12).
Asal tahu saja, anggaran subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 adalah sebesar Rp 246,5 triliun. Kalau ada penyusutan Rp 17 triliun, berarti realisasi anggaran subsidi bisa sebesar Rp 229,5 triliun.
Untuk tahun depan, ia mengakui penyusutan anggaran subsidi akan lebih tajam lagi. "Tahun depan kecil sekali subsidi BBM kalau ukurannya US$ 60-US$ 70 per barel," tandasnya.
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2164
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyatakan pertumbuhan ekonomi 7 persen, paling cepat dapat direalisasikan pada 2016.
Menurut dia, dalam kondisi ekonomi global yang terintegrasi saat ini, ada dua syarat bagi negara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi. Pertama, kata Bambang, tidak ada mini krisis yang sifatnya global. Dia mengatakan, pada 2008 Indonesia juga ingin terus tumbuh tinggi. Namun, ada krisis menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat.
"Syarat kedua, karena kita terpengaruh global, maka kita harus perkuat fundamental ekonomi," imbuh dia, Kamis (18/12/2014).
Selain itu, kapitalisasi modal perbankan perlu diperkuat dan dana pihak ketiga harus digenjot. Dengan begitu, negara tidak perlu mencari pembiayaan dari luar negeri untuk mendanai pembangunan. Di sisi lain, segala macam defisit neraca harus dikurangi.
"Kenapa paling cepat 2016? Karena kita tahu 2015 ini awal penerapan kebijakan ekonomi Amerika," kata Bambang.
Dia menambahkan, jika reformasi struktural berjalan maka pertumbuhan ekonomi tahun depan masih optimis bisa dicapai di level 5,8 persen. Kemudian, jika 2015 berjalan mulus, belanja bisa menyerap tenaga kerja, dan investasi masuk dengan lancar, maka sangat dimungkinkan pertumbuhan ekonomi jauh lebih tinggi dari 2015.
"Kalau mau cepat (kerjanya), perkiraannya 2016. Kalaupun belum tercapai mudah-mudahan itu sudah dekat 7 persen," pungkas Bambang.
Narasumber : kompas.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2269
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sumringah, setelah empat hari berturut-turut melemah. Kenaikan harga tersokong peningkatan ekspor Malaysia selama bulan Desember 2014. Kinerja ekspor diharapkan semakin membaik, setelah Malaysia memperpanjang pajak ekspor CPO 0% hingga Januari tahun depan.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (17/12), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2015 di Malaysia Derivative Exchange naik 0,47% ketimbang hari sebelumnya menjadi RM 2.131 per metrik ton. Tapi, dalam sepekan harga masih jatuh sebesar 2,2%.
Laporan Intertek Testing Service (ITS) memperlihatkan, ekspor CPO Malaysia periode 1-15 Desember 2014 naik sebesar 2,9% dari periode yang sama bulan sebelumnya menjadi 615.805 metrik ton, karena permintaan Eropa meningkat dua kali lipat.
Dian Agustina, Analis MNC Securities, mengatakan, harga CPO hanya rebound terbatas. Kenaikan harga terjadi setelah ekspor CPO Malaysia naik dan pajak ekspor tetap 0%. "Selain itu, kenaikan harga merupakan technical rebound, karena sudah turun beberapa hari," ujarnya.
Dari Indonesia, ekspor CPO ke Amerika Serikat diproyeksikan naik tahun ini, menjadi 500.000 ton dibandingkan dengan rata-rata tahunan sebesar 100.000 ton. Ini memberikan sentimen positif pada harga CPO.
Kendati demikian, Dian menilai, tekanan terhadap minyak sawit masih sangat besar, di tengah merosotnya harga minyak mentah. Anjloknya harga minyak dunia akan menambah seru persaingan di pasar energi. Permintaan biofuel akan semakin menurun.
Tekanan lebih besar
Ibrahim, Analis dan Direktur Equilibirium Komoditi Berjangka, menyebut, harga CPO cenderung melemah , kendati kemarin ditutup menguat. Ia juga menilai, kenaikan harga hanya bersifat teknikal dan memberikan kesempatan pelaku pasar mengambil posisi jual. "Selain itu memang sedikit tersokong dengan kenaikan ekspor Malaysia," ungkapnya.
Namun ia memperkirakan, harga CPO masih akan jatuh. Tekanan terhadap komoditas ini masih besar karena perlambatan ekonomi di negara pengimpor CPO terbesar seperti China dan India. Selain itu, penurunan harga minyak mentah dunia dan kedelai sebagai bahan substitusi memicu turunya permintaan CPO.
Secara teknikal Ibrahim mengatakan, harga CPO masih akan melemah. Bollinger band dan moving average (MA) 60% di atas bollinger bawah mengindikasikan penurunan.
Stochastic berada di level 70% area negatif mengindikasikan tekanan masih cukup besar. Moving average convergence divergence (MACD) dan relative strength index (RSI) di level 50% area negatif menunjukkan tekanan.
Hari ini Ibrahim memprediksi, harga CPO bergerak di kisaran RM2.090–RM 2.145 per metrik ton. Dalam sepekan, harga di kisaran RM 1.900–RM 2160 per metrik ton. Adapun Dian menduga, harga akan bergerak di RM 2.080–RM 2.150 hari ini. Dalam sepekan, harga di RM 2.050–RM 2.180 per metrik ton
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2175
Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia pada pertengahan perdagangan Rabu (17/12/2014) kembali bergerak melemah.
Perdagangan CPO untuk kontrak Februari 2015 di Bursa Malaysia, seperti tercatat di Bloomberg, pada pembukaan perdagangan hari ini berada pada level 2.114 ringgit Malaysia per ton.
Harga tersebut sudah terkoreksi 0,28% dibandingkan dengan penutupan pada Selasa (16/12/2014) yang anjlok 2,21% ke 2.120 ringgit/ton.
Pada pukul 09.33 WIB atau sekitar 10.33 waktu Kuala Lumpur, harga CPO makin tergerus 0,38% ke level 2.112 ringgit/ton. Sampai dengan waktu tersebut, CPO bergerak di kisaran harga 2.110-2.114 ringgit/ton.
Pergerakan Harga CPO*
Waktu |
Ringgit Malaysia/Ton |
Persentase Perubahan |
17/12 (09.33 WIB) |
2.112 |
-0,38% |
16/12 |
2.120 |
-2,21% |
15/12 |
2.168 |
-0,14% |
12/12 |
2.171 |
-1,09% |
11/12 |
2.195 |
+0,92% |
10/12 |
2.175 |
+2,11% |
*Kontrak Februari 2014
Sumber: Bloomberg 2014
Narasumber : kompas.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2010
Bisnis.com,JAKARTA - PT Freeport Indonesia bakal mendapatkan kuota ekspor konsentrat tembaga sekitar 750.000 ton pada tahun depan, mengingat rencana akuisisi lahan yang dilakukan Freeport dianggap sudah memenuhi syarat minimal untuk mendapatkan izin ekspor.
Sinyal tersebut diungkapkan Dirjen Mineral dan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar. Dia mengatakan izin ekspor Freeport ditentukan dari kemajuan pembangunan smelternya. Izin tersebut bakal diberikan jika kemajuan pembangunan smelternya mencapai 60% dari rencana yang sudah ditetapkan.
"Akuisisi lahan itu nilainya sekitar Rp1 triliun, bisa dibilang 60%, artinya Freeport sudah memenuhi syarat minimal untuk ekspor. Kuotanya sekitar 750.000 ton," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (16/12/2014).
Sukhyar mengungkapkan evaluasi atas kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga perusahaan itu akan dilakukan pada akhir Januari 2015 atau awal Februari 2015. Jika pada evaluasi itu Freeport belum memenuhi syarat kemajuan minimal, jelasnya, maka pemerintah memberi kesempatan kepada perusahaan untuk meningkatkan progres pembangunan smelternya.
Sebagai catatan, pada 25 Juli 2014 lalu, Freeport meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) amandemen kontrak karya (KK). Berkaitan dengan itu, pemerintah membolehkan perusahaan tersebut melakukan ekspor konsentrat tembaga.
Saat itu, pemerintah memberi kuota ekspor konsentrat tembaga sebanyak 756.300 ton atau setara dengan US$1,56 miliar. "Ekspor diberikan karena Freeport berjanji bangun smelter," ungkap Sukhyar.
Oleh karena itu, jika pada Februari 2015, Freeport mampu memenuhi 60% target kemajuan pembangunan smelternya, maka pemerintah bakal membuka kembali kuota ekspor konsentrat tembaga milik perusahaan itu.
Narasumber : bisnis.com