- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2762
Sumedang -Terowongan sepanjang 472 meter akan melengkapi rangkaian ruas jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,5 kilometer (km). Lokasi terowongan terletak di Desa Cilengser, Sumedang, Jawa Barat.
Dengan diameter terowongan mencapai 14 meter, proyek Tol Cisumdawi akan memiliki terowongan jalan terlebar di Indonesia saat ini.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PUPR), Hediyanto W Husaini mengatakan, pembangunan terowongan akan dilakukan dalam waktu dekat oleh kontraktor asal China.
"Bulan depan akan kita mulai konstruksinya," kata dia di lokasi pembangunan Jalan Tol Cisumdawu, Kamis (17/3/2016).
Pekerjaan terowongan akan memakan waktu 2 tahun. Namun Hediyanto meyakini proses pekerjaan bisa dituntaskan lebih awal dari target yang ditentukan.
"Nantinya kan ada dua terowongan. Tadinya mau dikerjakan satu-satu. Tapi kita ingin lebih cepat, jadi akan kita kerjakan sekaligus dua. Tadinya rencana 2 tahun, tapi dengan percepatan ini saya mau bikin 1 tahun selesai," tegas dia.
Pembuatan terowongan dipercayakan kepada kontraktor asal China, Metallurgy Corporation of China (MCC) dengan metode New Austrian Tunneling Method.
Metode ini tergolong manual yakni dengan penguatan struktur tanah di bagian atasnya lalu dilakukan pengerukan tanah menggunakan ekskavator di bagian tanahnya.
"Dalam sehari kemajuannya sekitar 60-80 cm. Kita lakukan dari dua arah. Diharapkan selesai dalam waktu 28 bulan. Kebutuhan biaya untuk membuat terowongan sekitar Rp 800 miliar," pungkas dia.(dna/feb)
Dana Aditiasari - detikfinance
Narasumber : Detik.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2734
Jakarta -Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk penjualan langsung (spot) yang berlaku 1 Maret 2016 hingga 31 Maret 2016 pada titik serah penjualan secaraFree on Board di atas kapal pengangkut (FOB vessel) adalah US$ 51,62/ton. Harga di Maret 2016 naik sebesar US$ 0,7 atau naik 1,37% dibandingkan dengan HBA Februari 2016 yang senilai US$ 50,92.
Kenaikan HBA Maret 2016 ini mengakhiri tren penurunan HBA selama 11 bulan terakhir yang terjadi mulai dari HBA April 2015 yang terus menurun hingga HBA Februari 2016.
"Bila dibandingkan dengan HBA bulan yang sama pada tahun 2015 yaitu Maret 2015 US$ 67,76 (year on year) maka HBA Maret 2016 turun signifikan sebesar US$ 16 atau turun 23,8%," seperti dikutip dari situs www.minerba.esdm.go.id,Kamis (17/3/2016).
Nilai HBA adalah rata-rata dari 4 indeks harga batu bara yang umum digunakan dalam perdagangan batu bara yaitu: Indonesia Coal Index, Platts59 Index, New Castle Export Index, dan New Castle Global Coal Index. HBA menjadi acuan harga batu bara pada kesetaraan nilai kalor batu bara 6.322 kkal/kg Gross As Received (GAR), kandungan air (total moisture) 8%, kandungan sulphur 0,8% as received (ar), dan kandungan abu (ash) 15% ar.
Berdasarkan HBA selanjutnya dihitung Harga Patokan Batu Bara (HPB) yang dipengaruhi kualitas batu bara yaitu: nilai kalor batu bara, kandungan air, kandungan sulphur, dan kandungan abu sesuai dengan merek dagang utama batu bara atau brand yang disebut dengan HPB Marker.
HPB Market terdiri dari 8 brand batu bara yang sudah umum dikenal dan diperdagangkan. HPB Market Maret 2016 untuk 8 brand batu bara dalam US$ /Ton adalah sebagai berikut :
- Gunung Bayan I : 55,11 (naik 1,4% dibandingkan HPB Februari 2016)
- Prima Coal : 57,13 (naik 1,3% dibandingkan HPB Februari 2016)
- Pinang 6150 : 51,65 (naik 1,3% dibandingkan HPB Februari 2016)
- Indominco IM_East : 42,50 (naik 1,4% dibandingkan HPB Februari 2016)
- Melawan Coal : 42,74 (naik 1,2% dibandingkan HPB Februari 2016)
- Enviro Coal : 41,16 (naik 1,1% dibandingkan HPB Februari 2016)
- Jorong J-1 : 33,09 (naik 1,1% dibandingkan HPB Februari 2016)
- Ecocoal : 30,55 (naik 1,1% dibandingkan HPB Februari 2016)
Selain 8 merek dagang batubara ini, Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM setiap bulan menetapkan HPB untuk merek dagang batu bara lainnya antara lain: Trubaindo HCV_LS, Wahana Coal, Mahakam Coal, Agathis, dan Borneo BIB. Daftar 67 HPB merek dagang batu bara lainnya secara lengkap dapat dilihat di portal.(hns/feb)
Michael Agustinus - detikfinance
Narasumber : Detik.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2857
Sumedang -Proyek tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,5 kilometer (km) akan dilengkapi terowongan menembus bukit di Desa Cilengsar dengan panjang terowongan mencapai 472 meter.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hediyanto W Husaini mengatakan, terowongan ini akan menjadi yang terlebar di Indonesia untuk saat ini.
"Terowongan ini akan menjadi terowongan pertama kali yang Indonesia punya dengan diameter 14 meter. Ini akan jadi yang terlebar di Indonesia. Terowongan MRT saja diameternya hanya 6 meter," ujar Hediyanto saat memberikan penjelasan kepada Presiden Joko Widodo yang tengah dalam tinjauan di lokasi proyek pembangunan jalan tol, Sumedang, Kamis (17/3/2016).
Terowongan ini, sambung dia, akan dikerjakan oleh kontraktor dari China. Adapun metode pembuatan terowongan dipercayakan kepada Metallurgy Corporation of China (MCC) dengan metode New Austrian Tunneling Method.
Metode ini tergolong manual yakni dengan penguatan struktur tanah di bagian atasnya lalu dilakukan pengerukan tanah menggunakan ekskavator di bagian tanahnya.
"Dalam sehari kemajuannya sekitar 60-80 cm. Kita lakukan dari dua arah. Diharapkan selesai dalam waktu 28 bulan. Kebutuhan biaya untuk membuat terowongan sekitar Rp 800 miliar," pungkas dia.
(dna/feb)
Dana Aditiasari - detikfinance
Narasumber : detik.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2843

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, menyampaikan secara rata-rata nasional, terhadap dolar AS, rupiah menguat 3,06%. Level tertinggi, mencapai Rp 13.431/US$ yang terjadi pada minggu keempat Februari.
"Selama Februari rupiah terapresiasi 3,06%," sebut Suryamin, dalam jumpa pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/3/2016)
Sedangkan terhadap dolar Australia, penguatan rupiah mencapai 0,75%. Level tertinggi terjadi pada minggu kedua Februari yang sebesar Rp 9.555,59/dolar Australia.
Rupiah juga menguat sebesar 1,71% terhadap euro, dengan level tertinggi Rp 14.789/euro pada minggu keempat. Akan tetapi rupiah justru terdepresiasi 1,79% terhadap yen.
"Rupiah terhadap yen melemah 1,79%," tukasnya.(mkl/wdl)
Maikel Jefriando - detikfinance
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2925
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis harga batubara akan terus membaik tahun ini. Optimisme ini mengacu pada kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) periode Maret 2016 sebesar US$ 51,62 per ton, naik 1,37% ketimbang HBA Februari 2016 sebesar US$ 50,92 per ton.
"Harga batubara Maret ini mulai rebound," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono di Kantor Dirjen Minerba, Senin (14/3).
Bambang mengklaim, harga batubara meningkat seiring kenaikan permintaan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) dari sektor kelistrikan ataupun pabrik. Namun dia tidak membeberkan berapa jumlah kenaikan permintaan tersebut.
Bambang hanya menyebut kenaikan itu lantaran pulihnya permintaan listrik terutama dari sektor industri. "Penyerapan domestik lebih banyak lagi. Pasar batubara di dalam negeri sudah mulai bagus," tandasnya.
Asal tahu saja, realisasi penyerapan batubara domestik di 2015 juga meningkatkan 13% dibandingkan dengan 2014. Realisasi DMO tahun kemarin mencapai 87,43 juta ton, sedangkan DMO 2014 sebesar 76,18 juta ton. Permintaan batubara dalam negeri terlihat terus melonjak sejak semester kedua 2015.
Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia menilai, kenaikan harga batubara pada Maret 2016 terpicu permintaan industri yang mulai meningkat. Hanya kenaikan ini tidak signifikan dan bisa jadi berpotensi turun lagi pada bulan-bulan berikutnya.
"Demand domestik belum signifikan di 2016, mungkin baru bisa terasa di 2018 ke depan. Jadi untuk saat ini saya pikir kontribusi kenaikan demand domestik belum terlalu besar untuk bisa menahan harga. Kondisi oversupply pasar global juga masih sangat berperan," tandasnya.
Presiden Direktur PT Pesona Katulistiwa (PKN) Jeffrey Mulyono menambahkan, untuk tambang golongan menengah, kenaikan harga ini belum bisa menutup biaya produksi mereka. Sebab saat ini mereka menghentikan operasi lantaran ongkos produksi lebih mahal dari harga jual. "Kalau naiknya belum signifikan hanya tambang-tambang besar saja yang menikmati," jelasnya kepada KONTAN, Senin (14/3).
Akibatnya, para perusahaan masih menahan produksinya. "Kami masih rugi dari harga yang sebelumnya. Target produksi kami malah diturunkan. Tahun 2015 itu 3,2 juta ton. Sementara di Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) tahun ini sebesar 3 juta ton tapi secara fisik yang kami bisa lakukan hanya 2 juta ton tahun ini," tandasnya.
PTBA siap akuisisi
Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memprediksi harga batubara bisa mendekati US$ 60 per ton pada akhir 2016. "Tapi memang rata-rata harga tahun ini masih sama dengan tahun lalu," ujarnya.
Mumpung harga masih melandai, PTBA saat ini terus berupaya mencari tambang yang bisa mereka akuisisi. Saat ini PTBA tengah melakukan proses uji tuntas untuk akuisisi tersebut. "Akuisisi ini program jangka panjang anak usaha," ujarnya.
Corporate Secretary PT Mitrabara Adiperdana Tbk Chandra Lautan menyebut, Mitrabara masih menunggu harga batubara membaik untuk membeli tambang. Kini mereka akan memaksimalkan tambang yang ada. "Kami rasa belum tahun ini," katanya.
Target produksi perusahaan ini pun pada tahun ini masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni berkisar kurang lebih 4 juta ton. Saat ini, Mitrabara mengoperasikan tambang di Kalimantan Utara dengan luas 1.930 ha.
Reporter Azis Husaini, Pratama Guitarra
Editor Dikky Setiawan
Narasumber : Kontan.co.id