Tractor-Truck.Com

“Mengapa harus sulit, buang waktu dan biaya serta tenaga untuk mencari Spare Part Alat Berat dan Truk ?”
“Tractor-Truck.Com solusi tepat, cepat, hemat, praktis dan terpercaya mendapatkan Spare Part Alat Berat dan Truk”

 


Kami Tractor-Truck.Com mengucapkan terima kasih atas kunjungannya serta kepercayaan yang telah diberikan oleh Pelanggan yang sudah memanfaatkan fasilitas dan mendapatkan pelayanan dari team marketing kami atas kebutuhan Spare Part, Component & Unit yang berkaitan dengan Alat Berat, Genset & Truk. Bagi para Pengunjung dan Pelanggan Baru juga dapat memanfaatkannya fasilitas ini secara langsung dengan mengirimkan email (klik di sini) marketing@tractor-truck.com atau telpon & sms ke 081288639888 serta facsimile ke 021-85904666.

___________________________ Sudah terbukti serta dapat dipercaya dan diandalkan ___________________________
DAFTAR UNIT YANG DIJUAL



JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) akan segera mendapatkan tambahan pendapatan di luar penjualan alat berat dan batubara. Anak usaha Grup Astra itu akan memasok 300 unit bus merek Scania kepada PT Transjakarta.

"Itu kapasitas kami untuk memasok Transjakarta per tahunnya, nanti jumlah yang akan kami jual tentunya sesuai permintaan pemerintah provinsi DKI Jakarta," kata Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR di Jakarta, belum lama ini. Kerjasama UNTR dengan PT Transjakarta ini mulai terjalin pada Mei lalu.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama bilang, PT Transjakarta akan menggunakan bus Scania yang didistribusikan oleh UNTR. Basuki menilai, harga bus Scania yang sekitar Rp 5,8 miliar per unit memang lebih mahal dibandingkan bus asal China yang berharga sekitar Rp 1 miliar-Rp 3 miliar per unit. Namun kualitas bus Scania jauh lebih baik ketimbang bus buatan China guna menunjang pelayanan PT Transjakarta.

Beberapa waktu lalu, pengadaan bus asal China memang sempat menyulut amarah Basuki lantaran bus-bus tersebut sudah berkarat sebelum digunakan untuk melayani pengguna Transjakarta.

Kendati begitu, Sara belum bisa memastikan kapan UNTR akan mulai memasok Scania untuk kebutuhan Transjakarta. Saat ini, UNTR sedang menjalani e-tender pengadaan bus Transjakarta yang dilakukan pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta.

"Jumlah pengadaan dari pemprov DKI Jakarta belum final, kami berharap dalam waktu dekat sudah mulai memasarkan Scania ke Transjakarta," ungkap Sara. Kerjasama dengan pemprov DKI Jakarta itu tentunya bakal memberikan tambahan pendapatan bagi UNTR.

Hariyanto Wijaya, Analis Mandiri Sekuritas dalam riset yang dirilis 9 Mei 2014 pernah memprediksi, keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tersebut bakal berdampak positif pada kinerja keuangan UNTR di tahun 2015 mendatang.

UNTR, hitung Hariyanto, bakal mendapatkan tambahan laba bersih sekitar Rp 290 miliar di tahun depan dari penjualan sekaligus layanan purna jual bus Scania ke Transjakarta.

Proyeksi ini didasarkan pada dua asumsi. Pertama, UNTR dapat menjual setidaknya 500 unit bus Scania di tahun depan. Kedua, margin bersih penjualan Scania diproyeksikan sekitar 10%.

Dengan proyeksi ini, kontribusi bus Scania mencapai 4% dari total laba bersih UNTR di tahun depan yang diprediksi Hariyanto senilai Rp 6,35 triliun. Namun, Sara belum mau membeberkan proyeksi internal UNTR dari kerjasama penjualan Scania ke Transjakarta.

"Kita belum bisa prediksi kontribusinya karena jumlah pengadaan yang diminta pemprov DKI Jakarta belum final," kata Sara. Tambahan pendapatan dari Scania akan sangat bermanfaat untuk mengkompensasi penurunan penjualan alat berat UNTR.

Apalagi, di Mei 2014, penjualan alat berat "Komatsu" UNTR masih jauh dari harapan yaitu 324 unit, turun 11,48% dibandingkan bulan sebelumnya yang 366 unit. Penurunan performa di Mei membuat volume penjualan "Komatsu" sejak awal tahun baru mencapai 1.901 unit.

Jumlah tersebut turun 10,58% year-on-year (yoy) dibandingkan lima bulan pertama 2013 yang 2.126 ton. Ambruknya volume penjualan "Komatsu" memang sudah dirasakan UNTR sejak pertengahan 2012 lalu.

Kondisi industri batubara yang melempem menjadi penyebab utama penurunan kinerja UNTR. Ini terlihat jelas dari terus turunnya kontribusi penyerapan sektor pertambangan terhadap total penjualan alat berat UNTR.

Di Januari-Mei 2014, sektor pertambangan tercatat menyerap 36% dari total volume penjualan "Komatsu". Bandingkan dengan kontribusi di periode sama tahun lalu yang mencapai 50%.

Pada Kamis (10/7), harga UNTR ditutup menguat 2,5% ke level Rp 24.600 per saham.

Editor: Uji Agung Santosa


Narasumber : kontan.co.id
Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Keinginan pemerintah mengatur arus keluar batubara dari bumi Indonesia agaknya hendak terwujud. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menetapkan 14 pelabuhan yang akan menjadi pelabuhan khusus sebagai pintu gerbang ekspor batubara.

Paul Lubis, Direktur Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM bilang, penentuan pelabuhan khusus itu dilakukan setelah ESDM menggelar pertemuan dengan sejumlah perusahaan maupun pemerintah daerah. "Pekan depan, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara akan bertemu pihak Kementerian Perhubungan untuk finalisasi 14 pelabuhan yang akan ditetapkan sebagai pelabuhan khusus itu," ungkap Paul di Jakarta, Jumat (4/7) kemarin.

Seluruh calon pelabuhan khusus batubara itu tersebar di Sumatra dan Kalimantan. Paul bilang, ESDM menetapkan Kalimantan Timur sebagai provinsi yang paling banyak memiliki pelabuhan khusus karena daerah itu penghasil batubara terbesar di Indonesia.

Asal tahu saja, penunjukan pelabuhan khusus untuk ekspor batubara dilakukan untuk memudahkan pendataan ekspor. Selain itu juga memudahkan pengawasan dan penghitungan potensi pendapatan negara dari ekspor.

Jika tak ada aral melintang, pemerintah ingin pelabuhan khusus ekspor batubara efektif berfungsi mulai tahun 2015 mendatang. Paul bilang, agar proses ekspor lebih tertata, pihaknya akan mengintegrasikan pendataan dengan sistem informasi Mineral and Coal One Map Indonesia (MOMI) yang sekarang masih dalam pengembangan.

Walaupun ESDM sudah memilih pelabuhan khusus itu, namun penetapannya ada di Kementerian Perhubungan. "Kewenangan penetapan pelabuhan khusus itu ada di Kementerian Perhubungan," kata Paul.

Menjawab kebutuhan pelabuhan khusus batubara ini, Bobby R Mamahit, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan telah memberikan lampu hijau, "Ini terobosan yang bagus dan bertujuan memudahkan pelayanan dan pengawasan," kata Bobby.

Mengenai kapan penetapan pelabuhan khusus itu, Bobby mengaku belum bisa memastikannya. "Kami bahas dulu dengan ESDM," terangnya.

Asal Anda tahu, rencana pemberlakukan pelabuhan khusus ini mendapatkan apresiasi dari Supriatna Sahala, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI). Ia bilang, selama ini banyak pelabuhan kecil yang melakukan aktivitas ilegal mining yang membuat rugi negara. Aktivitas ilegal mining itu diketahui setelah ditemukan selisih pencatatan ekspor batubara yang mencapai 6 juta ton. (Muhammad Yazid/Asnil Bambani Amri)


Narasumber : tribunnews.com

Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

JAKARTA. Tahun politik rupanya berpengaruh bagi penjualan alat berat. Setidaknya ini yang dialami distributor alat berat, PT Gaya Makmur Tractors (GM Tractors). Di sepanjang semester satu tahun ini, realisasi penjualan alat berat Gaya Makmur melorot dibandingkan waktu yang sama tahun lalu.

Fahrudin, Marketing Communication Manager GM Tractors kepada KONTAN Rabu (30/7) menjelaskan, realisasi penjualan alat beratnya di semester satu tahun ini hanya sekitar 150 unit, atau 75% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 200 unit. Ini berarti, semester I 2014, penjualan alat berat GM Tractors susut 25% jika dibandingkan dengan semester I 2013.

Menyusutnya penjualan ini salah satunya lantaran investor masih menunggu hasil pemilihan umum. Meskipun di sisi lain harga komoditas tambang seperti batubara tengah lesu, sehingga perusahaan penggali batubara juga mengurangi ekspansi bisnis mereka pada semester I lalu.

Namun, Presiden Direktur GM Tractors, Tjandi Mulyono berharap ini tidak terus berlarut. Ia memprediksi penjualan bisa merambat naik lagi pasca adanya kepastian pemimpin baru hasil pemilihan presiden 9 Juli mendatang. "Adanya pemilu secara tidak langsung ikut mempengaruhi sikap pelaku bisnis yang cenderung wait and see," ungkap.

Faktor lain yang mempengaruhi lesunya bisnis alat berat adalah gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Walhasil, perusahaan yang ingin membeli alat berat menunggu waktu agar nilai tukar stabil. Maklum pengusaha tentu tak mau ketiban rugi selisih kurs, karena semakin nilai tukar rupiah melemah, maka harga alat berat makin menanjak mahal.

Asal tahu saja, GM Tractors menargetkan penjualan alat berat sebanyak 1.000 unit tahun ini. Jika penjualan di semester satu tahun ini belum memuaskan, GM Tractors berharap penjualan di semester kedua bisa naik tinggi. "Pertumbuhan ekonomi masih ada, dan ini yang berimbas pada penjualan kami nantinya," harap Fahrudin.

Alat berat yang dijual GM Tractors antara lain merek Wirtgen, Vogele dan Hamm. GM Tractors juga menjadi distributor alat berat dari China, seperti merek Shantui, dan XCMG. Dari sisi segmen, perusahaan yang berdiri tahun 2005 ini menjual alat untuk konstruksi, perkebunan, kehutanan, pertambangan.

Editor: Yudho Winarto


Narasumber : kontan.co.id


Narasumber :
Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

Merdeka.com - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengisyaratkan bahwa tarif bea keluar konsentrat mineral ditetapkan sebesar 10 persen. Usulan tersebut sudah diterima oleh Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung dan akan diajukan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

(Bea keluar) Sekitar 10 persen, itu up and down, kata Hidayat selepas rapat koordinasi pemerintah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (4/7).

Sayang, Hidayat tidak bisa memastikan kapan tarif baru bea keluar tersebut bakal diumumkan. Namun, dia mengisyaratkan pengumuman tersebut kemungkinan setelah rapat kabinet terbatas terdekat.

Kalau presiden setuju, mustinya minggu depan, ujarnya

Menurutnya, jika tarif bea keluar itu sudah keluar, maka perusahaan tambang bisa melakukan ekspor. Seperti diketahui, aturan soal bea keluar yang lama membuat pemerintah berselisih dengan dua perusahaan tambang multinasional, Freeport Indonesia dan Newmont Nusa Tenggara.

Bahkan, Newmont berani membawa perselisihan ini ke badan arbitrase internasional. Langkah pemilik tambang tembaga di Batu Hijau ini sangat disesalkan oleh Hidayat.

Mungkin dia sudah enggak sabar, atau dapat pressure internal (dari perusahaan induk).

Sebenarnya, menurut Hidayat, Newmont atau Freeport tidak dilarang untuk mengekspor produk tambangnya. Hanya saja, pemerintah bakal mengenakan bea keluar progresif hingga 25 persen jika produk tambangnya tak banyak melalui proses pemurnian.

[yud]


Narasumber : merdeka.com
Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

JAKARTA. Harga tembaga menunjukkan reli selama dua minggu terakhir. Secara fundamental dan teknikal, laju tembaga masih bullish.

Mengutip Bloomberg, Selasa (1/7), kontrak tembaga pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada pada level US$ 7.013 per metrik ton. Harga tembaga turun tipis dibanding hari sebelumnya di US$ 7.015 per metrik ton. Meski demikian, tembaga membukukan kenaikan 4,5% dalam dua pekan terakhir. Dalam sepekan, tembaga naik 1,8%.

Ibrahim, analis komoditas dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka (EKB) menjelaskan, faktor pemicu lonjakan harga tembaga karena positifnya data PMI manufaktur China bulan Juni 2014 sebesar 51. Angka ini lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 50,8. Sebelumnya, survey HSBC menunjukkan PMI manufaktur di level 50,7. Angka di atas 50 menandakan adanya ekspansi.

"China merupakan pengguna tembaga terbesar. Positifnya data manufaktur ikut menguntungkan tembaga," ujar Ibrahim.

Faktor penopang lainnya, lanjut Ibrahim, disebabkan eskalasi ketegangan geopolitik di Ukraina yang kembali memanas. Untuk diketahui, tenggat waktu gencatan senjata antara Rusia dengan Ukraina telah habis. Selanjutnya, Uni Eropa mengultimatum Rusia untuk meninggalkan Ukraina dalam waktu tiga hari. Di saat yang bersamaan, Presiden Ukraina juga mengungkapkan kekhawatiran akan mencuatnya perang saudara.

Rusia dan Ukraina merupakan eksportir tembaga. Adanya konflik geopolitik ini mengakibatkan terganggunya pasokan tembaga. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh Bursa LME dan Bursa AS yang mengatakan bahwa saat ini sedang terjadi defisit tembaga.

Kenaikan harga tembaga juga diperkuat oleh kebijakan Bank Sentral AS, The Fed. The Fed menegaskan akan mempertahankan suku bunga rendah dalam waktu cukup lama. "Hal ini menggerus kinerja dollar, sehingga mendukung kenaikan harga tembaga," imbuh Ibrahim.


Narasumber : kontan.co.id

Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

 

Anda disini: Home Semua Berita