- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 3201
Jakarta - Perusahaan alat berat terbesar di Tiongkok Sany Heavy Industry Co bekerja sama dengan authorized distributor Jimac group di Indonesia sepakat mendirikan pabrik alat berat terbesar di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 200 juta di kawasan industri Karawang, Jawa Barat.
CEO JIMAC (Jakarta International Machinery Centre) Group, Benny Kurniajaya, di Jakarta, Minggu (31/8), mengatakan, pendirian pabrik alat berat terbesar di kawasan Asia Tenggara ini sudah menjadi kesepakatan kedua perusahaan. Karena itu, pertemuan 500 pengusaha Tiongkok di Jakarta beberapa hari lalu dalam rangka menjalin kemitraan bisnis antara pengusaha Tiongkok yang ada di Indonesia dengan pihak pemerintah, swasta, dan BUMN. “Karena itu, saya berupaya memprakarsai pertemuan para pengusaha lokal baik yang ada di Indonesia maupun asal Tiongkok untuk mengembangkan usahanya di Indonesia,†ujar Benny.
Menurut Benny, pendirian pabrik alat berat di Indonesia sudah sangat mendesak karena pembangunan infrastruktur di Indonesia sedang berkembang pesat, apalagi banyak pengusaha Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia saat ini sedang mengerjakan beberapa proyek infrastruktur, kontruksi, pembangunan smelter, nikel, boksit, pertambangan migas dan non migas, mineral, dan pembangkit listrik.
“Support dan dukungan pengusaha Tiongkok dalam rangka pendirian pabrik alat berat Sany di Indonesia sangat diperlukan. Pendirian pabrik ini bukan semata-mata menjadi kebanggaan Jimac group, tapi juga Indonesia yang akan menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki pabrik alat berat dari investor Tiongkok. Apalagi sebagai dealer tunggal alat-alat berat Sany di Indonesia selama tiga tahun mampu mencetak record karena populasi alat berat Sany di Indonesia sudah mencapai sekitar 900 unit. Percepatan populasi alat berat Sany di Indonesia ini mampu menempatkan Jimac group sebagai urutan kedua dealer tercepat dari 90 negara-negara perwakilan Sany group di dunia,†ujarnya.
Dia juga berharap pemerintahan baru nanti harus fokus dan menjadikan program infrastruktur sebagai prioritas utama dalam rangka percepatan pembangunan nasional. Karena, pangsa dan kebutuhan alat berat di dalam negeri masih sangat terbuka dan saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 20 ribu unit alat berat. Karena itu, Jimac group siap bekerjasama untuk men-supplay 30 persen dari kebutuhan pengguna alat berat Sany yang sudah teruji dan terpercaya,†ujarnya.
Benny menambahkan, pengusaha asal Tiongkok sebenarnya tertarik berinvestasi di Indonesia, selain hubungan emosional kedua negara sudah tercipta sejak lama, Indonesia juga menjadi pilihan investasi yang aman di kawasan Asia Tenggara yang paling diminati selain Singapura, Korea, Jepang dan beberapa negara lainnya. “Beberapa kerja sama sudah dilakukan dan secepatnya bisa direalisasikan untuk bersinergi dan menjalin kemitraan bisnis dengan pengusaha lokal,†tegas dia.
Infrastruktur
Penasehat Jimac Wiranto menambahkan, salah satu prioritas pemerintahan baru nanti adalah pembangunan infrastruktur seperti pembangunan tol laut, pelabuhan laut, pembangunan tol dan lainnya. Karena, bila pembangunan infrastruktur berjalan secara otomatis akan tercipta sentra-sentra ekonomi secara merata di daerah, sehingga tidak ada lagi disparitas antara pusat dan daerah, khususnya di Pulau Jawa.
“Bicara soal infrastruktur pastilah bicara soal alat berat, industri manufactur dan sebagainya yang membutuhkan peralatan berat. Karena itu, saya mengapresiasi apa yang dilakukan Jimac group dengan cara menjemput bola dan berhasil mengumpulkan para investor untuk menjalin kemitraan bisnis. Apa yang dilakukan ini bukan pekerjaan ringan dan selayaknya mendapat apresiasi pemerintah, apalagi secara historis, kemitraan bisnis antara Indonesia dengan Tiongkok sudah berlangsung berabad-abad lalu,†kata dia.
Penulis: E-8/NAD
Sumber:Suara Pembaruan
Narasumber : beritasatu.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2440
Bisnis.com, TOKYO -- Indonesia masih menjadi negara pengimpor truk terbesar dari hasil produksi Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC) Jepang.
Yoshiro Motoyama, Member of the Board, SVP Head Operations Truck & Bus MFTBC mengatakan ekspor truk Fuso ke Indonesia selalu meningkat signifikan.
"Ada 150 negara yang kami ekspor CBU dan CKD. Dari 170.000 unit truk dan bus yang diproduksi tercatat sebanyak 130.000 diekspor dan 40%-50% nya ke Indonesia," katanya di sela-sela Media Tour ke Kawasaki Plant di Kanagawa Jepang, Kamis (28/8).
Pada tahun ini, Motoyama menyebutkan produksi truk dan bus dari Kawasaki Plant bisa menembus sedikitnya 200.000 unit.
"Kami memproduksi sedikitnya 1.500 varian truk di Kawasaki Plant untuk menutupi permintaan seluruh dunia," katanya.
Motoyama menegaskan pihak Daimler selaku pemilik 89% saham MFTBC tetap menempatkan Indonesia selaku pasar terbesar dari penjualan Fuso secara global.
"Di Indonesia tidak ada yang berubah dari akuisisi (Daimler) ini," tegas Motoyama.
Kawasaki Plant merupakan merupakan pabrik Fuso terbesar di Jepang yang memproduksi truk heavy-medium-light duty.
Sementara itu Head of Marketing Unit PT KTB MFTB Daigo Fukumoto mengatakan pihaknya menghadapi kompetisi ketat dengan Hinno, Isuzu dan Toyota di pasar truk medium di Indonesia.
"Kami saat ini masih punya pangsa pasar truk medium sebesar 23% dan kami targetkan pangsa bisa naik menjadi 30% ke depannya," kata Fukumoto.
Dia menyebutkan pihaknya awal September segera merilis produk truk medium seri FJ2523 6x2 dan FJ2528 seri mixer yang juga akan diajang di ajang IIMS 2014 di Jakarta.
"Harganya belum bisa dirilis, tapi jelas kompetitif dengan milik pesaing kami," ujar Fukumoto.
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2870
JAKARTA. Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) masih tersendat. Hal ini terlihat dari volume penjualan alat berat "Komatsu" di bulan Juli 2014 yang hanya mencapai 301 unit.
Penjualan alat berat di bulan Juli menjadi penjualan yang terburuk sepanjang tahun ini. Perlambatan penjualan memang mulai terasa sejak bulan April 2014 lalu. Jika dibandingkan bulan Juli tahun 2013, penjualan alat berat kali ini turun 7,66% year on year (yoy).
Akumulasi penjualan alat berat Komatsu dari bulan Januari hingga Juli juga masih belum tumbuh. Hingga Juli, UNTR hanya mampu menjual 2.508 unit alat berat. Jumlah itu turun 9,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2.770 unit. "Pangsa pasar sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini masih sebesar 40%," ujar Ari Setiyawan, Investor Relation UNTR dalam laporannya, beberapa waktu lalu.
Turunnya penjualan alat berat UNTR tetap disebabkan oleh penurunan permintaan terutama dari sektor pertambangan batubara. Ini terlihat dari merosotnya kontribusi sektor pertambangan terhadap total penjualan alat berat UNTR. Dalam tujuh bulan di tahun 2013, sektor pertambangan mampu menyokong kontribusi penjualan alat berat UNTR hingga 47%. Namun, kini, kontribusi itu merosot menjadi hanya 36%. Untungnya, kontribusi dari sektor lainnya meningkat.
Malahan, kontribusi segmen kehutanan naik signifikan dari 8% di bulan Januari-Juli 2013 menjadi 14% di periode sama tahun ini. Pun demikian kontribusi dari sektor konstruksi yang meningkat dari 23% menjadi 28%. Sementara kontribusi alat berat dari sektor perkebunan tetap stabil di level 22%.
Tahun ini UNTR menargetkan bisa meraih kenaikan penjualan alat berat sebesar 5% dibandingkan tahun lalu. Sepanjang 2013, volume penjualan alat berat UNTR mencapai 4.203 unit. Artinya, UNTR membidik penjualan 4.413 unit alat berat di tahun ini.
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 4123
Harga komoditas batu bara yang masih tertekan tidak menyurutkan bisnis penjualan batu bara PT United Tractors Tbk (UNTR). Hal ini terlihat dari volume penjualan batu bara perseroan meningkat hingga Mei 2014.
Berdasarkan situs PT United Tractors Tbk, yang dikutip Jumat (27/6/2014), penjualan batu bara perseroan naik 48,77 persen menjadi 2,92 juta ton hingga Mei 2014 dari periode sama tahun sebelumnya 1,96 juta ton.
Investor Relation UNTR, Ari Setiyawan menuturkan, kenaikan volume penjualan batu bara itu disumbangkan dari tambang batu bara yang sudah beroperasi seperti Asmin Bara Bronang dan Duta Nurcahya. Perseroan yang menjual batu bara berkalori menengah dan tinggi ke Jepang, Korea dan Taiwan.
"Penjualan batu bara naik karena dengan beroperasinya tambang baru," kata Ari, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (27/6/2014).
Perseroan melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara telah menandatangani perjanjian pemegang saham untuk membeli 30 persen saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan pada 2010. Pembiayaan itu berasal dari dana hasil penerbitan saham baru perseroan pada 2008 yang mencapai US$ 380 juta.
Meski penjualan batu bara naik, rasio pengelupasan tanah atau overburden removal turun menjadi 335,8 juta ton hingga Mei 2014 dari periode sama tahun sebelumnya 338,4 juta ton.
Selain itu, penjualan alat berat perseroan masih lesu. Penjualan alat berat perseroan turun 11,83 persen menjadi 1.901 unit hingga Mei 2014 dari periode sama tahun sebelumnya 2.126 unit.
Penjualan alat berat terbesar masih ke sektor tambang mencapai 36 persen. Lalu disusul sektor konstruksi sekitar 29 persen, sektor perkebunan 20 persen, dan sektor kehutanan sekitar 15 persen.
"Ini faktor penurunan penjualan alat berat masih sama karena penurunan harga batu bara dan crude palm oil
Nara Sumber : Liputan6.com, Jakarta
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 3149
Bertempat di Trans Luxury Hotel Bandung (28/4), Komatsu Ltd Japan bersama PT United Tractor Tbk, bersinergi dalam memberikan dukungan penuh kepada PT Cipaganti Heavy Equipment dengan pengukuhan program lanjutan "Brand Management Komatsu", yaitu pendampingan untuk pengembangan kompetensi dan teknis pengelolaan fleet management persewaan alat berat. Sebelumnya PT Cipaganti Heavy Equipment mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan persewaan alat berat terbesar di Indonesia serta kontributor pembangunan nasional dari Kabinet Indonesia Bersatu. PT Cipaganti Heavy Equipment yang diwakili Presiden Direktur Cipaganti Corporation Andianto Setiabudi, VP Cece Kadarisman, dan Direktur CHE Kristiawan mendapat kesempatan kunjungan pertama dari Presiden Direktur & CEO Komatsu Ltd Japan Tetsuji Ohashi didampingi GM Marketing Komatsu Ltd Japan Takehiko Yoshioka, Director Business Development Chikaya Sakai PhD, Maeda dan Nobuki Hasegawa. Acara ini dihadiri juga oleh direksi dan manajemen PT United Tractor Tbk, Hendrik, Iman, Suharto, Kristo, dan Marinir. Pada kesempatan bersejarah itu disampaikan harapan dan visi pengembangan usaha ke depan PT Cipaganti Heavy Equipment, yaitu menjadi perusahaan persewaan alat berat terbesar, terlengkap, dan terbaik di Indonesia serta menjadi kontributor sekaligus aset bangsa.
Nara Sumber : Kompas