Tractor-Truck.Com

“Mengapa harus sulit, buang waktu dan biaya serta tenaga untuk mencari Spare Part Alat Berat dan Truk ?”
“Tractor-Truck.Com solusi tepat, cepat, hemat, praktis dan terpercaya mendapatkan Spare Part Alat Berat dan Truk”

 


Kami Tractor-Truck.Com mengucapkan terima kasih atas kunjungannya serta kepercayaan yang telah diberikan oleh Pelanggan yang sudah memanfaatkan fasilitas dan mendapatkan pelayanan dari team marketing kami atas kebutuhan Spare Part, Component & Unit yang berkaitan dengan Alat Berat, Genset & Truk. Bagi para Pengunjung dan Pelanggan Baru juga dapat memanfaatkannya fasilitas ini secara langsung dengan mengirimkan email (klik di sini) marketing@tractor-truck.com atau telpon & sms ke 081288639888 serta facsimile ke 021-85904666.

___________________________ Sudah terbukti serta dapat dipercaya dan diandalkan ___________________________
DAFTAR UNIT YANG DIJUAL



KARAWANG - Industri besi dan baja merupakan industri prioritas dalam proyek pembangunan di Indonesia. Pasalnya, industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja hingga 300.309 pekerja di Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, tenaga kerja ini diserap oleh 1.167 perusahaan dari hulu hingga hilir.

"Secara total industri baja nasional hulu dan hilir mampu menyerap 300.309 orang tenaga kerja serta memiliki kapasitas sebesar 37 juta ton,” ungkapnya, Karawang, Selasa (17/11/2015).

Mengingat besarnya kebutuhan besi dan baja nasional, menurutnya, penyerapan tenaga kerja ini diprediksi akan semakin bertambah untuk ke depannya. Bahkan menurut Suryawirawan, jumlah tenaga kerja yang dapat diserap bisa mencapai 1:7.

"Secara keseluruhan tenaga kerja yang dapat diserap bisa satu banding tujuh. Setiap 1 orang yang bekerja di industri sama halnya membawa tujuh orang tenaga kerja di luar sektor industri,” tuturnya.

Meskipun demikian, Suryawirawan mengingatkan bahaya perlambatan ekonomi nasional terhadap pertumbuhan industri besi dan baja. Sebagai pelajaran, ia membandingkan pertumbuhan industri besi dan baja pada tahun 2014 yang berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional.

"Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2014 mengalami sedikit perlambatan, yaitu sebesar 5,02 persen. Perlambatan ekonomi nasional ini juga berimbas kepada pertumbuhan sektor industri baja nasional yang hanya mengalami pertumbuhan 4,35 persen. Untuk itu kita perlu bersama-sama menjaga industri besi dan baja dalam negeri,” tuturnya.

(rzy)


Narasumber : OKEZONE.COM

Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) masih menunggu keputusan mengenai pengoperasian dan pengelolaan Blok Masela, ladang gas abadi di Tanah Maluku yang apakah melalui pembangunan pabrik terapung di tengah laut atau di darat. Menurut JK, hasil yang didapat oleh negara harus menguntungkan, tapi dengan biaya operasional rendah. 

"Ya itu tentu para ahli yang menentukan efisien atau tidak. Tapi yang penting jangan lupa itu bagi hasil. Berarti kalau ongkosnya mahal maka yang diterima negara juga kecil, jadi haruslah cari yang paling cepat dan efisien," ujar JK di Kantor Wapres, Jalan Veteran, Jakarta, Senin (16/11/2015).

JK tampak enggan menanggapi silang pendapat antara SKK Migas dengan Menko Kemaritiman Rizal Ramli mengenai tempat pengelolaan Blok Masela, apakah dilakukan di laut lepas atau di daratan. Walau tertunda pengoperasiannya, eksplorasi Blok Masela dapat dilakukan dalam waktu yang tidak sebentar. "‎Walaupun hari ini kita mulai butuh 5-6 tahun lagi baru bisa," tuturnya.Salah satu perusahaan, kata Rizal, menawarkan atau menjual teknologi pabrik terapung. Hanya saja, teknologi ini masih diuji coba di Australia sehingga terjadi kenaikan biaya 1,5 kali.

"Kita jangan mau jadi kelinci percobaan lagi. Pejabat kita terima info mentah-mentah tanpa melakukan evaluasi," jelasnya.

Dia mengaku, jika pabrik pengolahan gas berada di darat, Indonesia bisa membangun kota yang lebih besar dari Balikpapan. Pasalnya, lanjut Rizal, di area tersebut dapat didirikan pabrik oleochemical, pabrik pupuk dan sebagainya sehingga perekonomian di wilayah Maluku dan Indonesia Timur kembali bergeliat.

"Orang Maluku marah sekali ketika zaman Belanda, ekonomi Maluku sangat maju, pendidikan mereka nomor dua tertinggi se-nasional sehingga banyak doktor, profesor, terlahir dari putra putri Maluku. Tapi setelah merdeka, Maluku nomor tiga wilayah paling miskin, pendidikan nomor empat terendah, banyak ikan diekspor dari laut Maluku, tapi rakyatnya tidak dapat apa-apa," paparnya. (Luqman Rimadi /Gdn)*

By

Naraseumber : Liputan6

Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

Liputan6.com, Jakarta Sebagai sebuah industri yang padat modal dan berisiko tinggi, sektor hulu minyak dan gas bumi sangat membutuhkan iklim investasi yang mendukung. Salah satu hal yang kerap dikeluhkan investor adalah perizinan yang banyak dan berbelit yang menyulitkan mereka untuk berinvestasi dan melakukan ekspansi atas penanaman modal yang telah dilakukan.

Solusi yang cepat dan tepat mengenai masalah perizinan ini sangat dibutuhkan, mengingat saat ini pemerintah sedang menggencarkan eksplorasi demi peningkatan cadangan dan produksi migas nasional. Tanpa dukungan perizinan dari semua pemangku kepentingan, tujuan ini mustahil akan tercapai.

Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menunjukkan secara total 341 izin yang harus dikantongi kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) Migas untuk bisa melaksanakan kegiatan operasi. izin tersebut dibutuhkan untuk lima fase kegiatan, yakni survei awal. eksplorasi. pengembangan. produksi. dan pasca produksi. Proses pengurusan perizinan tersebar di 17 instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta.

Sebagai industri yang padat modal dan berisiko tinggi, sektor hulu minyak dan gas bumi sangat membutuhkan iklim investasi yang mendukung.

Kontraktor KKS Minyak dan Gas Bumi juga dihadapkan pada permasalahan waktu yang dibutuhkan untuk mengurus izin. Dari seluruh izin yang ada. proses pengurusan perizinan membutuhkan waktu bervariasi, mulai dari 3 hari kerja hingga 2 tahun. Imbasnya. Rencana kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan karena harus menunggu selesainya proses pengurusan izin. Pelaku industri hulu minyak dan gas bumi pun meminta permasalahan perizinan di sektor ini harus segera dipecahkan agar kegiatan eksplorasi semakin marak danproduksi migas bisa ditingkatkan.

Inisiatif untuk menyederhanakan perizinan di hulu minyak dan gas bumi telah ditunjukkan Kementerian ESDM yang telah mengurangi jumlah perizinan untuk sektor hulu migas dari 104 izin menjadi 42 izin. Kementerian ESDM juga telah menyerahkan perizinan tersebut ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Seluruh izin hulu migas yang dulunya harus melalui proses di Kementerian ESDM kini bisa diurus di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat dl BKPM.

“Penyederhanaan perizinan ini menipakan bentuk perubahan mendasar dalam memperbaiki tata kelola migas,” kata Sudirman Said, Menteri ESDM saat menyerahkan perizinan migas secara simbolis kepada Kepala BKPM, Franky Sibarani, pada 20 Mei 2015.

Sudirman Said pun mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 23/2015 yang mengatur langkah pendelegasian tersebut.

Franky mengungkapkan, pendelegasian perizinan dari Kementerian ESDM itu akan diikuti dengan penyusunan proses bisnis dan prosedur operasi standar (Standard Operating Procedure/SOP).

“Kedua hal tersebut untuk memastikan terciptanya pelayanan perizinan investasi yang cepat, mudah. transparan dan terintegrasi di PTSP Pusat di BKPM. Concern BKPM adalah adanya kepastian persyaratan dan waktu yang dibutuhkan dalam pengurusan izin,” kata Franky.

Langkah Kementerian ESDM tersebut mendapat sambutan positif dari para pemangku kepentingan (stakeholder) sektor hulu migas. Kemauan instansi penerbit izin migas dalam menyederhanakan perizinan akan memberikan dukungan yang signifikan bagi kelancaran kegiatan usaha hulu migas.

“Kemudahan perizinan di sektor hulu migas merupakan solusi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional,” kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi.

Menurut Amien, penyelesaian permasalahan perizinan, baik di pusat maupun daerah. Menjadi salah satu prioritas SKK Migas. Dari ratusan perizinan yang ada di sektor hulu minyak dan gas bumi sekarang, porsi terbesar ada di pemerintah provinsi dan kabupaten I kota. Agar pemerintah provinsi dan kabupaten/kota tergerak untuk ikut menyederhanakan perizinan, SKK Migas terus melakukan pendekatan dengan mengintensifkan komunikasi supaya pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai proses bisnis di hulu minyak dan gas bumi.

“Dengan mengetahui kondisi yang sebenarnya. termasuk keuntungan keuntungan yang bisa didapat daerah dari kegiatan hulu minyak dan gas bumi, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota akan mendukung industri hulu minyak dan gas bumi,” kata Amien.

Sementara Presiden Asosiasi Perminyakan Indonesia (lndonesia Petroleum Association/IPA). Craig Stewart menyambut baik hal itu. Di tengah tantangan industri hulu minyak dan gas bumi nasional menyusul turunnya harga minyak dunia dan tuntutan untuk terus meningkatkan produksi guna menghindari terjadinya krisis energi nasional, langkah Kementerian ESDM setidaknya menjadi solusi nyata penyelesaian kendala di lapangan yang dihadapi pelaku bisnis sector hulu migas.

“Kami yakin, dengan pemerintahan yang sangat terbuka saat ini, semua masalah akan bisa diatasi,” tandas Craig.

la berharap langkah penyederhanaan dan pendelegasian perizinan itu juga diikuti oleh instansi lain. Karena sejatinya masih ada pekerjaan rumah yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah dalam menghadapi tantangan di industri hulu migas nasional. Hal itu terkait reformasi birokrasi, lambatnya pengambilan keputusan. Masalah pembebasan lahan di daerah. peraturan non konvensional, insentif eksplorasi, pasar gas domestik perpanjangan kontrak migas, dan kepastian hukum.


Narasumber : Liputan6.com

Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

JAKARTA. Fundamental PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sepertinya layak untuk diperhatikan. Pasalnya, pengembang ini memiliki model bisnis yang terbilang unik dibanding pemain lainnya.

Felicia Tandiyono, analis J.P Morgan dalam risetnya menjelaskan, metode pembelian properti dengan menggunaan skema pembiayaan secara in-house masih akan berlanjut, bahkan trennya bakal naik pada 2016 mendatang.

Nah, hanya pengembang yang memiliki rasio utang yang rendah dan cash yang kuat yang bisa meladeni skema ini. Dalam hal ini, Felicia melihat CTRA memiliki kemampuan tersebut. CTRA juga memiliki balance sheet yang baik dan tidak terpapar depresiasi rupiah dari sisi utang. "CTRA memiliki bisnis model yang unik," tambahnya.

CTRA juga kecipratan untung dari gencarnya proyek-proyek infrastruktur dari pemerintah, khususnya infrastruktur toll. Seperti diketahui, pemerintah tidak hanya memfokuskan pembangunan ruas tol bukan hanya di Pulau Jawa, tapi juga pulau lainnya.

"Melihat proyek-proyek CTRA yang memiliki cakupan luas diseluruh wilayah Indonesia, kami melihat pembangunan ruas tol itu akan menguntungkan CTRA," tandas Felicia. Setidaknya, average selling price (ASP) proyek-proyek CTRA bakal meningkat.

Felicia memberikan rating overweight. Adapun target harganya sebesar Rp 1.500 per saham.

Catatan saja, Pada kuartal III-2015, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatat peningkatan pendapatan 25,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5,3 triliun. Perseroan juga berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 935,1 miliar atau naik 6% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 882,2 miliar.

Reporter Dityasa H Forddanta
Editor Barratut Taqiyyah
CTRA

Narasumber : Kontan.co.id
Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

JAKARTA. Perekonomian Indonesia mulai menggeliat pada kuartal III 2015.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,73% secara year on year (YoY).

Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan kuartal II 2015 hanya 4,67% dan kuartal I 2015 4,72%.

Deputi Kepala BPS Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto menyebut, salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi adalah realisasi belanja pemerintah meningkat yang pesat.

"Belanja barang tumbuh 34,28% dan belanja modal meningkat 58,10%," kata Suhariyanto saat memberikan keterangan pers di kantor BPS, Kamis (5/11).

Reporter Adinda Ade Mustami
Editor Adi Wikanto

Narasumber : Kontan.co.id
Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41

 

Anda disini: Home Semua Berita