- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2150
Jakarta -Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), akhirnya menaikkan tingkat suku bunga acuan menjadi 0,25-0,50% dari sebelumnya 0-0,25%. Hal ini disambut baik oleh investor.
"Akhirnya diumumkan walaupun hanya naik seperempat. Sekarang pasar bagus, IHSG menguat, saham-saham menguat. Uncertainty (ketidakpastian) nggak ada lagi. Ini membuat ketenangan," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Gedung BEI, SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (17/12/2015).
"Kalau pun tiga bulan atau empat bulan ke depan The Fed meeting lagi, ubah lagi ya tunggu saja. Meski spread masih tinggi tapi investor sudah lebih tenang," kata Tito.
Hingga siang hari ini melesat 53 poin didorong penguatan bursa-bursa Asia. Investor asing mulai membeli saham lagi setelah ada kepastian dari The Fed.
http://tractor-truck.com/administrator/index.php?option=com_content
The Fed juga meyakinkan suku bunga ini juga masih akan naik secara bertahap dengan memperhatikan indikator-indikator perekonomian AS, salah satunya adalah tingkat inflasi ke depan.
(ang/rrd)
By.Lani Pujiastuti
Narasumber : detik.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2214
JAKARTA. Izin reklamasi pulau yang keluar pada akhir tahun 2015 menjadi buah manis bagi pengembang (developer) yang ingin membangun sarana properti di tahun mendatang. Misalnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), PT Intiland Development Tbk dan PT Jakarta Propertindo telah memperoleh izin untuk reklamasi pulau yang berada di Kepulauan Seribu.
Farida Kusuma Rochani, Sekretaris Korporasi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengatakan, pihaknya telah memperoleh izin lengkap untuk pengembangan pulau K. Rencananya, perusahaan akan mengembangkan lahan di pulau K seluas 32 hektar (ha) yang terdiri dari 16 ha untuk pembangunan taman rekreasi dan 16 ha untuk fasilitas penginapan.
"Progressnya, kami telah menyelesaikan pekerjaan tanggul dan rencananya pengisian pasir dimulai awal tahun 2016," katanya, kepada KONTAN, Rabu (16/12).
Sebelumnya, perusahaan memproyeksikan nilai investasi untuk proyek ini mencapai Rp 5,2 triliun. Untuk arena rekreasi sendiri sekitar Rp 2,6 triliun dan sisanya untuk Pembangunan hotel. Biaya pembangunan proyek ini berasal dari modal perusahaan atau mencari strategic partner.
Sementara PT Intiland Development Tbk (DILD) akan mulai mengembangkan proyek reklamasi pulau H di utara Pantai Mutiara, Jakarta.
Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk, mengklaim, pihaknya telah memperoleh izin reklamasi pulau H pada akhir tahun 2015 ini dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
“Kami akan mulai membangun konstruksi pada tahun mendatang,†katanya. Jika tidak ada melitang, Intiland akan mulai melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking di semester II-2016. Rencananya, perusahaan berkode saham DILD di pasar modal ini akan membangun mixed use seperti perumahan, apartemen, komersial dan hospitality.
Perusahaan akan mengembangkan pulau dengan lahan seluas 63 hektar (ha) di bagian utara Pantai Mutara ini, dari reklamasi seluas 100 ha yang dikembangkan sebelumnya. “Tahap awal, pembangunan konstruksi akan membutuhkan biaya lebih dari Rp 2,5 triliun,†tambahnya. Sebelumnya, perusahaan menyiapkan dana sekitar Rp 7,5 triliun.
Tak hanya perusahaan swasta, perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) yaitu PT Jakarta Propertindo (Jakpro) juga ikut memperoleh izin untuk pengembangan reklamasi pulau F seluas 190 ha. Jakpro tengah mencari investor asing ataupun lokal yang mau bersama-sama untuk menginvestasikan dana dalam pembangunan proyek di pulau ini.
Abdul Hadi, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo menyampaikan, saat ini, perusahaan tengah memasuki proses perencanaan ulang atau replanning proyek pulau F ini yang akan selesai pada tiga bulan-enam bulan mendatang. "Kami akan membangun proyek di Pulau F sesuai kebutuhan pasar seperti properti yang diimbangin infrastruktur," tambahnya.
Sayangnya, Hadi belum dapat menyampaikan kisaran dana investasi untuk pengembangan proyek tersebut karena sedang proses perhitungan. Serta Jakpro belum mementukan jenis properti yang akan dibangun di pulau F tersebut. Yang jelas, ia ingin membangun properti yang mendukung tempat tinggal serta sarana hiburan dan komersial.
Reporter Nina Dwiantika
Editor Havid Vebri
Narasumber : Kontan.co.id
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2251
BALI – Indonesia disebut sangat membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan reformasi fiskal.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pihaknya akan membahas mengenai kebijakan fiskal yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan merata. Sehingga, reformasi fiskal harus terus dilakukan.
"Kita sekarang berhadapan dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, istilahnya tidak ada tawar menawar lagi, strong growth itu sangat diperlukan Indonesia," kata Bambang dalam Seminar Internasional di Bali, Jumat (11/12/2015).
Namun pada saat yang sama, Indonesia juga harus memperhatikan kesenjangan antara si kaya dan si miskin yang makin melebar. Untuk itu digelarlah seminar ini yang akan membahas mengenai reformasi fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan merata.
"Kita juga punya masalah dengan index quality, tentu fiskal policy sangat berperan untuk menunjang strong and equitable growth," tukas Bambang.
Sekedar informasi, Kementerian Keuangan kembali menggelar seminar internasional yang membahas mengenai perkembangan ekonomi dan kebijakan publik. Seminar ini dihadiri peserta yang berasal dari instansi dalam dan luar negeri. Diantaranya pejabat Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Pejabat Bappenas, pihak Bank Dunia, IMF, hingga ADB. Tidak hanya itu, pakar ekonomi juga hadir dalam acara tersebut.
By. Kurniasih Miftakhul Jannah
Narasumber : Okezone.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2218
Bisnis.com, JAKARTA -- PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menargetkan komitmen pembiayaan hingga Rp10 triliun pada 2016 atau lebih dari dua kali lipat dari komitmen yang dibukukan sepanjang tahun ini.
Presiden Direktur IIF, Sukatmo Padmosukarso, sepanjang 2015 komitmen pembiayaan infrastruktur yang diberikan IIF mencapai hampir Rp 5 trilun. Komitmen tersebut berbentuk pinjaman maupun ekuitas.
"IIF terus berperan aktif dalam menyediakan pembiayaan jangka panjang kepada proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, baik dalam mata uang Rupiah maupun Dolar AS," ujarnya dalam siaran pers yang diterima bisnis.com, Jumat (11/12/2015).
Dia menambahkan, IIF memberikan fleksibilitas pembiayaan bagi para pengembang-pengembang proyek infrastruktur. Pasalnya, pembiayaan bisa diberikan dalam bentuk utang maupun ekuitas. Ini disesuaikan dengan karakteristik proyek infrastruktur yang akan dibiayai.
Dia menekankan, kehadiran IIF di bidang pembiayaan infrastruktur bukan untuk menggantikan sumber-sumber pembiayaan yang sudah ada. Sukatmo menyebut IIF hadir untuk menciptakan sinergi dengan penyedia-penyedia dana pembangunan infrastruktur lainnya sehingga struktur pembiayaan proyek infrastruktur tersebut menjadi lebih commercially viable.
Sebagaimana diketahui, pemegang saham IIF adalah Pemerintah Indonesia melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) bersama dengan Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC), Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft mbH (DEG) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Disamping itu IIF juga mendapat dukungan pinjaman dari World Bank, ADB, dan dari perbankan internasional.
By. Rivki Maulana
Narasumber : Bisnis.com
- Ditulis oleh Administrator
- Kategori: Berita
- Diperbarui pada 16 Jun 2016
- Dilihat: 2371
Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesia perlu mengembangkan ekonomi kreatif sebagai salah satu aspek perekonomian andalan dalam menghadapi pasar bebas seiring dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"MEA sudah di depan mata dan Indonesia harus terus bertumbuh dalam hal ekonomi kreatif," kata Ketua Bidang Organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Jumat (11/12/2015).
Menurut Anggawira, potensi ekonomi kreatif Indonesia sangat besar dan potensial serta sektor tersebut juga dikenal sebagai sumber daya terbarukan yang tidak ada habisnya untuk diciptakan. Hal itu, ujar dia, berbeda dengan sumber daya alam yang suatu saat akan terancam habis atau menipis.
Lebih dari itu, lanjutnya, ekonomi kreatif juga dapat digunakan sebagai penguatan identitas bangsa Indonesia yang dikenal kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. "Kehadiran asosiasi bertujuan mensinergikan potensi pengusaha untuk mendorong tumbuhnya start up bussiness (usaha pemula)," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Thomas Lembong merasa yakin bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam negeri mampu menghadapi pelaksanaan MEA, yang akan mulai berlaku aktif pada 1 Januari 2016.
"Saya sudah keliling ke daerah dan banyak melihat pameran UKM, saya percaya diri, banyak UKM yang punya lebih banyak cerita sukses dan melihat MEA sebagai peluang, bukan takut, merasa tertekan atau bertentangan dengan integrasi ASEAN," kata Thomas.
Ilustrasi MEA (Foto: Dokumentasi Setkab)
Narasumber : Metrotvnews.com